Kamis, 13 Juni 2019

1.SEDULUR PAPAT LIMO PANCER

                  " Sedulur Papat Lima Pancer"

SEDULUR PAPAT LIMA PANCER

Mengenai Sedulur Papat Lima Pancer….
Berdasarkan wejangan ( pesan ) para leluhur kita,diungkapkan tentang sedulur papat dan kalima pancer dengan perincian berikutini;

Ajaran para leluhur kita telah turun temurun, mengungkap adanya sedulur papat lima pancer, yg sering terlupakan oleh manusia, padahal mereka adalah unsur-unsur persenyawaan yang bisa bersama-sama lahir sehari dengan kita, sewaktu meninggalkan rahim ibunya melalui liang senggama atau menurut istilah Jawa Kuna adalah MARGA HINA.

Adapun empat sedulur dan kelima pancer itu ( berjumlah lima ) memiliki nama nama sendiri, yaitu :
•Mar dan Marti
•Kawah ( ketuban )
•Ari-ari ( plasenta )
•Rah ( darah )
•Puser ( pusar )

Kelima itu masing² memiliki rugas masing-masing dalam memangku tujuan menjaga keselamatan dan kesejahteraan kita, baik selaku umat manusia ,maupun makhluk hidup lainnya.

Mar dan Marti, Mendampingi dan memelihara hidup dan menumbuhkan daya cipta.
Kawah, Merawat badan, melahirkan hasrat kemauan.
Ari-ari, Menaungi perjalanan datau langkah hidup.
Darah, Membantu tingkah dan menciptakan atau cita-cita.
Pusar, Mendorong gerak dan gaya, mendatangkan keinginan.

Jikalau ini semua dapat dipelihara dan diatur sebaik-baiknya, maka besarlah arti dan manfaat dalam menciptakan kesejahteraan hidup. Terutama dengan memperingatinya pada hari lahirnya.

Sebaliknya jika sengaja atau tidak,kelima sedulur yg bersama sama lahir dg kita, diabaikan( tdk dikenal, disayang dan dipelihara ), dan kita buktikan sendiri dalam perjalanan hidup kita sehari-hari, akan dapat menimbulkan berbagai cobaan, baik kesehatan, karier, kesehatan dll.

Oleh sebab itu kita sebagai orang timur ( Jawa khususnya ) yg sejak turun temurun sudah ditinggali ilmu sejati untuk menjaga keselamatan dan menciptakan kesejahteraa hidup, sepatutnya menjunjung tinggi ajaran nenek moyang kita, terutama mempelajari mengakui dan memanfaatkan sedulur 4 dan ke - 5 pancer demi kesejateraan kita sendiri.

Ketika sang ibu mengandung sampai melahirkan bayi ia mengalami penderitaan yang bersifat seperti demam, ngilu seluruh tubuhnya atau dalam bahasa Jawa disebut EMAR.
Kecuali itu dirasakan pula seperti kejutan hati yg mengundang seribu perasaan tidak enak menjadi satu, sampai saat melahirkan bayi daro rahimnya, menurut ungkapan nenek moyang kita, lahirnya bayi adalah bersama-sama sedulur mudanya permepuan yg diberi istilah nama MAR - MARTI, keluar dari bagian dalam badan, sekitar dada, nama/istilah dengan waktu berpusatkan tenaga mendorong keluarnya bayi.

Air ketuban ( kawah ) yg kemudian disebut sedulur muda bersifat putih, disusul lahirnya jabang bayi.
Lalu menyusul ari-ari dibelakangnya berwarna kuning, kemudian disebut Adi Ari-ari.
Tahap berikutnya keluarlah darah, menjadi adik berwarna merah atau disebut juga sedulur ke empat.
Pada waktu putus pusar, pusar berwarna hituam, disebut sedulur ke lima.
Maka selesailah sudah lahirnya, sedulur empat kelima pancer.
MAR-MARTI, KAKANG KAWAH, ADI ARI-ARI, RAH ( darah ) PUSAT ( pusar ).
Inilah 4 sedulur ke 5 pancer yg lahir sama sehari, juga sama lewat jalan yg sama.
Empat sedulur dan kelima pancer yg ada tetapi selalu terlupakan seolah-olah tak pernah ada, yg diakui maupun tidak, selalu mendampingi, menjaga, turut menunjang mengingatkan, menyelamatkan, membela memberikan jasa-jasanya kepada kita setiap saat tidak memandang kapan dan dimana dan dalam situasi dan kondisi bagaimananpun, yg memiliki perasaan, kemauan, keampuhan, pengaruh,arti , kelemahan dan kekuatan, sifat baik dan sifat buruk yang kadangkala membantu kadangkala mengganggu kehidupan kita, merasa senang bila diperhatikan, diakui adanya dan dihargai jawa-jasanya dan bisa marah jikalau diabaikan.

Nenek moyang kita memiliki tradisi utk mengadakan selamatan bertujuan mengakui adanya dan menghargai arti dan jasa-jasanya, mengerti kehendak dan kebutuhannnya, dengan istilah umum yg disebut MEMULE atau MEMETRI. Memule atau Memetri sedulur tua dan sedulur muda, terdiri dari dua macam:

Untuk sedulur yg tidak keluar dari marga hina ( vagina ) berupa : Nasi Tumpeng, pecel ayam, sayur menir, daging, daging burung, daging ikan dari kolam, daging hewan ternak, sayur mayur, bunga rampai, sirih yg bagus, pisang yg bagus, minyak wangi dan air gula kelapa dicampur santan kelapa, minyak sundul langit, tape, kerupuk singkong yg dibakar.

Pengokohnya , logam timah.
Memule dan memetri sedulur yg keluar bersama-sama 1 hari lewat marga hina ( vagina ) berupa : 5 nasi tumpeng dituang dalam takir pontang, ikannya dari laut dan dari rawa-rawa, ikan sungai, gantal dg sumpet menjadi satu bungkus, bunga cempaka 5 pasang, pada tiap-tiap potong, dibubuhkan sepasang.

Pengokohnya berupa :
Logam timah dituangkan satu persatu.
Nenek moyang kita jaman dahulu selalu yakin, percaya bahwa jikalau setiap diadakan selamatan memule dan memetri dg cara demikian kepada sedulur empat kelima pancer itu, kesemuanya akan selalu membantu keselamatan dan kesejahteraan hidup siang maupun malam, tidak akan marah, masrqul, kecewa, jikalau diabaikan sehingga bisa mengganggu dan mempersulit kehidupan kita.

Bagi kita yg hidup di alam modern ini yg penting adalah kita mengakui adanya , dan mengakui bahwa sedulur empat dan lima pancer memiliki arti dan daya keampuhan membantu kita dan dapat memberikan pengaruh buruk bagi hidup kita jikalau diperhatikan kehadirannya disekeliling kita masing².
Tidaklah mutlak bagi kita mengadakan selamatan seperti tsb diatas, apalagi jika diingat pada kehidupan dewasa ini, dimana ekonomi kita terasa tidak mendukung untuk pelaksanaan selamatan sedemikian rupa.
Cukuplah kiranya jika kita tidak melupakan kehadirannya di sekeliling kita dalam keadaan apapun.
Kita sambut dan sebut sedulur papat kalima pancer sewaktu kita sedang makan, minum, tidur atau apapun kegiatan kita, agar mereka memberikan dukungan, supoort kepada kita guna mencapat tujuan dan cita-cita kita.

Bagi yang berminat untuk bertemu saudara kembar bisa dicoba amalan ini:
Bismillahirrohmanirrohiim,
Kun kata Allah, Fayakun kata Muhammad,
Robbukum kata Jibroil
Ya Jibroil Ya Mikail Ya Isrofil Ya Izroil
Yaiku Sang Ratu Kepyok Sang Ratu Herang putih
Kadulur bathin ka anak bathin kanu opat lima pancer
Ya Allah aku mohon diantar kedulur bathinku ke anak bathinku
yang hidup dalam satu hari satu malam
Wahai dulur bathinku anak bathinku ,
bantulah aku………….
berkat la ilaha illallah muhammadur rasulullah
aku tahu asalmu 204 sambungan
Hu Allah.
(dibaca 13x atau 75x setiap hari selama 7 hari berturut2)

Doa meminta bantuan sedulur papat lima pancer

kakang kawah adi arai-ari sedulur tuwa papat lima pancer sing dumunung ana ing awak ingsun jungkungana laku ingsun jabang bayine …….(sebutkan nama anda) bisa kasembadan apa sing ana ati lan pikiran ingsun yaiku….(sebutkan permintaan anda contoh: bisa ketemu kalawan sira sedulur kabeh) kanti kalis ing sambekala padang panjang…. Amin…

sebelumnya didahului dengan al fatihah bagi yang muslim, bapa kami bagi yang nasrani atau doa2 sejenis
"Sedulur papat kalima pancer".
Saudara Empat
Dalam ajaran Jawa dikenal istilah "Sedulur papat kalima pancer".
Pancer adalah diri kita.
Setiap diri manusia mempunyai empat saudara.
Ketika manusia masih berupa janin di dalam perut ibunya, keempat saudara ini nyata.
Kasat mata.
Bisa dilihat dengan mata kepala.
Dapat dilihat dengan mata telanjang. Lho, apa itu saudara empat?

Marilah kita simak bait tembang Sunan Kalijaga berikut ini.
"Ana kidung akadang premati among tuwuh ing kuwasanira nganakaken saciptane kakang kawah puniku,kang rumeksa ing awak mami anekakaken sedya pan kuwasanipun adhi ari-ari ika kang mayungi ing laku kuwasaneki anekaken pangarah,ponang getih ing rahina wengi angrowangi Allah kang kuwasa andadekaken karsane puser kuwasanipun nguyu-uyu sambawa mami nuruti ing panedha kuwasanireku jangkep kadang ingsun papat kalimane pancer wus dadi sawiji nunggal sawujudingwang".
Ada sabda tentang saudara kita yang merawat dengan sungguh-sungguh.
Yang memelihara berdasarkan kekuasaannya.
Apa yang dicipta terwujud.
Ketuban itu, yang menjaga badan saya.
Yang menyampaikan kehendak, dengan kuasanya.
Dinda ari-ari itu, yang memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaannya atau yang menyampaikan tujuan.
Sedangkan darah siang dan malam membantu Allah yang kuasa.
Mewujudkan Kehendak-Nya.
Pusar kekuasaannya, memerhatikan sungguh-sungguh diriku, memenuhi permintaanku. Kekuasaannya itu.
Maka, lengkaplah empat saudara saya, kelimanya sebagai pusat.
Sudah menjadi satu. Manunggal dengan wujudku.

Dari kedua bait kidung itu, jelas sudah apa yang dinamakan saudara empat. Semuanya merupakan saudara kandung ketika manusia masih berupa janin.
Mereka semua menjaga pertumbuhan manusia di dalam kandungan ibu.
Anak yang pertama tentu saja kakak dari sang janin, yaitu ketuban atau kawah.
Ketika seorang ibu melahirkan, yang pertama kali keluar adalah ketuban.
Karena itu disebut saudara tua.
Dia berfungsi sebagai penjaga badan sang janin di dalarn rahim.

Setelah itu, saudara sekandung yang lebih muda adalah ari-ari, tembuni atau plasenta.
Pembungkus janin di dalam rahim.
Dinyatakan bahwa ari-ari memayungi tindakan sang janin di dalam perut ibu.
Yang menyampaikan ke tujuan.
Begitu bayi lahir, maka ari-ari itu ikut ke luar.
la mengantarkan sampai ke tujuan.
Yaitu lahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya.

Nah, berikutnya adalah darah.
Inipun saudara sang janin.
Tanpa ada darah janin bukan saja tidak bisa tumbuh, tapi juga akan mengalami keguguran.
Dalam kata-kata Sunan, darah disebut membantu Allah siang dan malam.
Untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Jangan salah pengertian, lho
Allah sendiri hakikatnya tidak memerlukan bantuan siapa pun.
Ini dari segi hakikat.
Tapi dari segi syariat, dari segi mekanisme alamnya, kehendak Allah untuk menumbuh kembangkan janin hingga menjadi bayi itu dilewatkan darah. Seolah-olah darah itu nyawa bagi janin.

Saudara yang keempat adalah pusar.
Jawa: puser atau urudel.
Dalam bahasa Jawa Kuno, istilah untuk pusar adalah nabi.
Yang dimaksudkan dengan pusar, tentu saja tall pusar. Sedangkan pusar sendiri sebenarnya hanyalah bekas menempelnya tali pusar pada perut.
Ya, tali pusarlah yang menghubungkan antara perut bayi dalam rahim dan ari-ari.
Ia sebagai slat untuk menyalurkan makanan dari ibu ke bayi dalam kandungan.
Dengan tali pusar itu bayi mendapatkan pasokan makanan dari induknya.
Pusar berfungsi untuk memenuhi permintaan si jabang bayi.
Umumnya orang menganggap bahwa ketuban, ari-ari, darah, dan tali pusar itu hanya wahana.
Atau, alat yang diperlukan untuk pertumbuhan jabang bayi di dalam perut.
Begitu bayi dilahirkan, maka semua itu tak berfungsi lagi.
Beres sudah jika bayi telah lahir.
Tak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan.
Dan, yang demikian ini merupakan pandangan materialistik.
Pandangan yang serba duniawi. Menurut pandangan ini apa yang bersifat spiritual itu tidak ada.
Ajaran saudara empat juga tidak terdapat di Jazirah Arabia.
Karena basis kepercayaan mereka sebelum kedatangan Islam, adalah pandangan dunia semata.

Lain dengan pandangan Jawa.
Pandangan yang telah diterima orang Jawa yang beragama apa pun.
Yang saya maksud, orang Jawa yang mengerti pandangan Jawa, meski beragama apa pun tetap mempercayai bahwa dalam hidup di dunia ini saudara empat itu tetap menjaga balk masih di kandungan maupun di alam nyata.
Yang kembali ke anasir-anasir bumi, air, udara, dan api hanyalah keempat jasadnya.
Begitu bayi lahir, jasad saudara empat itu kembali ke asalnya.
Air ketuban dan darah dibersihkan, begitu bayi dilahirkan.
Ari-ari dan potongan tali pusar dipendam atau dihanyutkan di sungai.
Jasad yang terlahir hidup adalah bayinya.
Sedangkan secara metafisik saudara empat kita itu tetap menjaga kita hingga kita mati.

Apa pandangan Jawa itu bertentangan dengan ajaran Islam?
Atau, pandangan Jawa itu tidak ada di dalam Islam? Yakinlah saudara, bahwa pandangan tersebut ada di dalam Alquran.
Alias, ada di dalam Islam.
Cuma, kita yang beragama Islam kurang mau memerhatikan ayat-ayat yang bernuansa metafisik.
Kita lebih mudah terjebak ayat yang bersifat lahiriah.
Coba, kita perhatikan ayat "In kullu nafsin lammd 'alayha hr2fzzh, setiap dirt niscaya ada penjaganya."' Atau, yang ada pada ayat lainnya: "Wa huwa al-qahir fawq abddih wa yursil
`alaykum hafazhah hattd id,za jd'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusulund wa hum Id yufarrithun.'2

Dialah yang berkuasa atas semua hamba-Nya.
Dan Dia mengutus kepada kalian penjaga-penjaga untuk melindungimu.
Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan Kami itu mewafatkannya tanpa keliru.
Nah, dari ayat itu gamblang sekali.
Jelas sekali keterangannya. Ternyata, dalam model kehidupan di alam ini, Tuhan memberikan penjaga-penjaga kepada setiap diri.
Meskipun sudah disebutkan di awal ayat bahwa Tuhan itu Mahakuasa atas segala hamba-Nya, tapi ada mekanisme alam yang telah ditetapkan-Nya.
Tuhan tidak bertindak secara langsung.
Ada beberapa penjaga yang dikirimkan kepada setiap orang.
Bukan satu penjaga buat seorang.
Tapi beberapa penjaga.
Tentu saja penjaga-penjaga ini tidak terlihat oleh mata jasmani.
Karena mereka berupa roh.
Kalau toh ada orang yang dapat melihat mereka, itu disebabkan yang bersangkutan berjuang keras untuk melihat mereka.
Atau, orang itu berada dalam situasi yang menyebabkan saudara rohaninya itu menampakkan diri.
Itupun hanya dirinya yang bisa melihat mereka.
Orang lain di sekitarnya tidak melihat mereka.

Dalam agama Kristen pun disebutkan bahwa setiap orang di dunia ini diiringi malaikat (Matius 18: 10; Kisah Rasul 12: 15). Malaikat menyertai manusia untuk menjaganya.
Untuk memberikan perlindungan, sepanjang manusianya sendiri berbuat kebajikan. Dijelaskan bahwa anak-anak kecil memiliki malaikatnya di surga. Mengapa di sebut anak kecil? Karena berbuat sesuai dengan nuraninya. Belum dipengaruhi oleh hawanafsu dan lingkungannya.
Anak kecil memang masih tulus hidupnya.
Karena itu kanjeng Nabi Isa a.s. bersabda bahwa seseorang dapat memasuki surga bila dia hidup bagaikan anak kecil.
Manusia yang tulus hatinya.

Penjaga itu bertindak secara akurat.
Tanpa keliru Jadi, tidak ada salah cabut nyawa dalam kehidupan.
Mengapa ? Karena mereka itu ada di sisi kita pada setiap saat, di mana saja.
Mbok meski kita bersembunyi di dalam gedung berlapis platina, ya mereka akan menunaikan tugas mereka dengan benar.
Karena mereka dari awalnya dicipta dan mendapatkan perintah Tuhan untuk menjaganya. Lho, bukankah selama ini yang mencabut nyawa itu malaikat Izrail seorang diri?

Coba perhatikan kedua ayat tersebut di atas.
Yang ada itu kata hdfzzh {bentuk tunggal} dan hafazhah {bentuk jamak} untuk kata penjaga.
Tidak disebut kata malaikat pada kedua ayat itu.
Ayat yang pertama menginformasikan bahwa setiap diri itu ada penjaganya.
Sedangkan yang kedua memberitahukan kepada kita bahwa ada beberapa penjaga, bukan cuma dua penjaga, yang akan mewafatkan seseorang bila sudah tiba masa ajalnya. Tanpa keliru.
Kata "mewafatkan" sendiri pada mulanya tidak berarti mematikan.
Arti asalnya itu menyem purnakan.
Jadi, kalau seseorang mati itu sebenarnya telah lunas apa yang diembannya.
Karena itu, mati bunuh diri karena putus asa dalam menempuh hidup di dunia ini diharamkan oleh setiap agama dan keyakinan. Meskipun di Jepang dulu ada sepuku, kewajiban bunuh diri karena tak mampu memikul tanggung jawab, tapi dalam keadaan normal orang Jepang dilarang untuk melakukan bunuh diri.

PAPAT LIMA PANCER
Ing Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak.
Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa.
Kewan cacah papat mau nggambarake nafsu patang warna yaiku : Macan nggambarake nafsu Amarah, Bantheng nggambarake nafsu Supiyah, Kethek nggambarake nafsu Aluamah, lan Manuk Merak nggambarake nafsu Mutmainah.

Pertama Jibril .
tugas nya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi.
Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN.
Ada pandangan yang menyatakan setelah Nabi Muhammad wafat maka otomatik Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir.

Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai malaikat jibril.
hakikatnya hanya ada satu Malaikt Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiap cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri.
setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang.

Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar.., yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminya, membersihkan hatinya.
Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi.

Jibril tidak mampu mengantarkan diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia Lainya yaitu Mikail isrofil Izrail...

Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain.
Ditinjau dari kedudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang ( saudara tua ) si bayi.
begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik.
tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat.

secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix)

Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan.
Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk.

Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.
Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin.
Subhanallah.. dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya..

Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.

Ke Empat adalah Malaikat Izrail.
Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian.
Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya..

Dalam konsep sedulur papat (saudara 4)
Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya.. bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar..
Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..?
apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang maumati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..

Izrail disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Izrail bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi.

Jika ajal telah sampai maka Izrail mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya.
Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai tak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia..
Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib..
Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang..

Semua saudara ghaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya.
tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud.
Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh.. dan Tidak terlihat Mata..

Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak..
" In Kullu nafsin lamma alayha hafizh "
Setiap diri niscaya ada penjaganya'
Atau
" Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun "
Dialah yang berkuasa atas semua hambanya.
Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu.
Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru"
Keberadaan kita hidup di dunia ini tidak sendiri.
Semenjak pertama kali kita diturunkan ke alam dunia lewat rahim ibu, Tuhan sudah menitahkan adanya penjaga-penjaga yang senantiasa mendampingi kita hidup di alam dunia. Dan sesuai dengan perintah Tuhan, para penjaga-penjaga itu dengan setia senantiasa berada di sekeliling kita.

Sedulur Papat Antara Kejawen dan Islam

Keberadaan kita hidup di dunia ini tidak sendiri.
Semenjak pertama kali kita diturunkan ke alam dunia lewat rahim ibu, Tuhan sudah menitahkan adanya penjaga-penjaga yang senantiasa mendampingi kita hidup di alam dunia. Dan sesuai dengan perintah Tuhan, para penjaga-penjaga itu dengan setia senantiasa berada disekeliling kita.
Bagi orang Jawa, khususnya orang yang memahami tentang Kejawen,adanya para penjaga tersebut dikenal dengan sebutan
“Sedulur Papat”.
Siapa saja Sedulur Papat itu? Sedulur papat yang dikenal masyarakat yang memahami Kejawen adalah:
1. Kakang Kawah (Air Ketuban)
2. Adhi Ari-Ari (Ari-ari)
3. Getih (Darah)
4. Puser (Pusar)

»Kakang Kawah
Yang disebut dengan Kakang Kawah adalah air ketuban yang menghantarkan kita lahir ke alam dunia ini dari rahim ibu.
Seperti kita ketahui, sebelum bayi lahir, air ketuban akan keluar terlebih dahulu guna membuka jalan untuk lahirnya si jabang bayi ke dunia ini.
Lantaran air ketuban (kawah) keluar terlebih dulu, maka masyarakat Kejawen menyebutnya Kakak/Kakang (saudara lebih tua) yang hingga kini dikenal dengan istilah Kakang Kawah.

»Adhi Ari-Ari
Sedangkan yang disebut dengan adhi ari-ari adalah ari-ari jabang bayi itu sendiri.
Urutan kelahiran jabang bayi adalah, air ketuban terlebih dulu, setelah itu jabang bayi yang keluar dan dilanjutkan dengan ari-ari.
Karena ari-ari tersebut muncul setelah jabang bayi lahir, maka masyarakat Kejawen biasanya mengenal dengan sebutan Adhi/adik Ari-ari.

»Getih
Getih memiliki arti darah.
Dalam rahim ibu selain si jabang bayi dilindungi oleh air ketuban, ia juga dilindungi oleh darah.
Dan darah tersebut juga mengalir dalam sekujur tubuh si jabang bayi yang akhirnya besar dan berwujud seperti kita ini.

»Puser
Istilah Puser adalah sebutan untuk tali pusar yang menghubungkan antara seorang ibu dengan anak yang ada dalam rahimnya.
Dengan adanya tali pusar tersebut, apa yang dimakan oleh sang ibu, maka anaknya pun juga ikut menikmati makanan tersebut dan disimpan di Ari-Ari.
Disamping itu, pusar juga digunakan oleh si jabang bayi untuk bernapas.
Oleh karena itu, hubungan antara ibu dengan anaknya pasti lebih erat lantaran terjadinya kerjasama yang rapi untuk meneruskan keturunan.
Semuanya itu atas kehendak dari Gusti Allah Yang Maha Kuasa.

Ketika seorang jabang bayi lahir ke dunia dari rahim ibu, maka semua unsur-unsur itu keluar dari tubuh si ibu.
Unsur-unsur itulah yang oleh Gusti Allah ditakdirkan untuk menjaga setiap manusia yang ada di muka bumi ini.
Maka bila masyarakat Kejawen hingga kini mengenal adanya doa yang menyebut saudara yang tak tampak mata itu secara lengkap yaitu

“KAKANG KAWAH, ADHI ARI-ARI, GETIH, PUSER, KALIMO PANCER”.

»Pancer
Lalu siapakah yang disebut dengan istilah Pancer?
Yang disebut dengan istilah Pancer itu adalah si jabang bayi itu sendiri.
Artinya, sebagai jabang bayi yang berwujud manusia, maka dialah pancer dari semua ‘saudara-saudara’nya yang tak tampak itu.

Kesamaan Dengan Islam
Antara ajaran Kejawen dengan Islam ada kesamaannya.
Dalam Islam disebutkan bahwa setiap manusia dijaga oleh malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Tuhan.
Siapa saja malaikat-malaikat itu? Malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Gusti Allah untuk setiap manusia itu antara lain, Jibril, Mikail, Izroil dan Isrofil.

Nah, kesamaan antara ajaran Kejawen dan Islam tersebut yakni Kakang Kawah yang disebutkan sebagai pembuka jalan si jabang bayi, itu di Islam dianggap sama dengan Jibril (Penyampai Wahyu). Malaikat Jibril lah yang membuka jalan bagi keselamatan sang bayi hingga lahir ke dunia.

Sedangkan Adhi Ari-ari yang disebut-sebut di dalam ajaran Kejawen, di dalam Islam dianggap sama dengan Mikail (Pembagi Rezeki).
Karena lewat Ari-Ari itulah si jabang bayi dapat hidup dengan sari-sari makanan yang didapatkan dari seorang ibu.

Sementara Getih (darah) , bagi orang Kejawen, pada pemahaman orang Islam dianggap sama dengan keberadaan malaikat Izroil (pencabut nyawa). Buktinya, jika tidak ada darahnya, apakah manusia bisa hidup?

Yang terakhir adalah Puser.
Dalam pemahaman masyarakat Kejawen, Puser adalah sambungan tali udara (napas) antara sang ibu dengan anaknya.
Nah, pada pemahaman Islam, Puser ini dianggap sama dengan Isrofil (Peniup Sangkakala).
Meniup sangkakala menjelang kiamat Qubro (kiamat Besar) adalah dengan napas.

Oleh karena itu, kita wajib mengenali siapa penjaga-penjaga tak nampak yang sudah diperintahkan Gusti Allah untuk senantiasa mendampingi kita.
Dengan kita mengenali keberadaan mereka, akhirnya mereka nantinya bisa mawujud (berwujud).
Dan yang perlu diingat lagi, jika kita sudah melihat wujud mereka, maka hendaknya kita senantiasa memuji atas kebesaran Gusti Allah yang Maha Agung.
Karena atas titah Gusti Allah-lah kita semua bisa hidup berdampingan dengan penjaga-penjaga yang disebut dengan Sedulur Papat, Kalimo Pancer.
Ingin menguasai keilmuan ini secara pratis, mudah, aman, dan materi langsung praktek langsung silahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GARIS KETURUNAN ARAB

Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya ...