Jumat, 14 Juni 2019

ADA BEBERAPA TINGKAT MA'RIFAT YAITU :

                           "TINGKAT MA'RIFAT"


1. MA'RIFAT SEJATI
2. MA'RIFAT SUYUDI
3. MA'RIFAT NUR IMTHINAH
(Baathin Rasulullah)

NABI = Ilmu
RASUL = Shalat
RASULULLAH = Ruh Ilmu
MUHAMMAD = Af'al (pekerjaan)
RUH SHALAT = RASULULLAH

HAKIKAT KEHIDUPAN :
1. Sebelum Shalat
2. Di dalam Shalat
3. Di luar Shalat
SHALAT adalah KEPALA AMAL HAKIKAT 17 RAKA'AT : 4 x 4 = 16 17 = Diri Manusia = Ghoib (ada tapi tidak ada, tidak ada tapi ada)
1. DZAT
2. SIFAT
3. ASMA
4. AF'AL
1. Nur Darah Merah
2. Nur Darah Kuning
3. Nur Darah Putih
4. Nur Darah Hitam
1. Nafsu Amarah
2. Nafsu Sufiah
3. Nafsu Lawammah
4. Nafsu Muthmainah = Rahmat
1. AL-QUR'ANUL MAJID
2. AL-QUR'ANUL KARIM
3. AL-QUR'ANUL HAKIM
4. AL-QUR'ANUL ADHIM

1.) "RASUL PERTAMA :
NABI ADAM 'ALAIHISSALAM.
Pertama kali Allah membuat utusan yaitu Nabi Adam 'alaihissalam, Syahadatnya ;
"ASHHADU AN LAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA ADAM KHALIFATULLAHI"
(Kamu Adam di kehendaki oleh Kami, menjadi utusan, tetapi kamu sekarang jangan mau Ma'rifat kepada Kami, cukup mengetahui saja dulu, sebab wujud kamu adalah kenyataan adanya Kami).
Dalilnya ;
"WALLAHU BAATHINUL INSAN, AL INSANU DOHIRULLAH",
tapi WUJUD kamu pribadi sekarang harus SHOLAT Yaitu DUA raka'at, waktu SUBUH keluarnya FAJAR, sebabnya harus shalat karena kamu harus menerima punya NYAWA, keduanya punya WUJUD, itulah asalnya Makna adanya SHOLAT SHUBHI.

2.) RASUL KEDUA :
NABI NUH 'ALAIHISSALAM,
syahadatnya ;
"ASHHADU ANLAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA NUH HABIBULLAH".
(Hai… Kamu Nuh dikehendaki oleh Kami jadi utusan, tetapi kamu sekarang jangan ingin Ma'rifat kepada Kami, ketahui dulu Pendengaran kamu Yaitu Pendengaran AKU").
Dalilnya ;
SAMA-SAMA'AN, dan "Sekarang kamu harus Shalat waktu Duhur, banyaknya EMPAT raka'at, harus menerima punya DUA TELINGA dan DUA KAKI ",
makanya manusia wajib SHOLAT karena menerima punya dua telinga dan dua kaki.

3.) RASUL KETIGA :
NABI IBRAHIM 'ALAIHISSALAM,"
Syahadatnya ;
"ASHHADU ANLAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA IBRAHIM KHALILULLAHU".
(Hai… kamu Ibrahim,sekarang sudah jadi utusan, tapi kamu jangan ingin Ma'rifat kepada AKU, ketahui dulu Penglihatan kamu Yaitu Penglihatan AKU").
Dalilnya ;
"BASAR dan BASIRAN", sekarang kamu harus segera SUJUD, harus SHOLAT EMPAT Raka'at ASHAR waktunya pasti, sebab kamu mempunyai DUA MATA dan DUA TANGAN" begitulah asalnya mengapa ada SHOLAT ASHAR.

4.) RASUL KEEMPAT :
NABI MUSA 'ALAIHISSALAM,
Syahadatnya ;
"ASHHADU ANLAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA MUSA KALAMULLAH".
(Hai…kamu Musa utusan AKU pribadi, tapi jangan ingin tahu kepada Dzat Sifat AKU, ketahui dulu PERKATAAN kamu, yaitu sudah pasti PERKATAAN AKU").
Dalilnya ;
"KALAM MUTAKALLIMAN"
SHALATLAH TIGA Raka'at waktu MAGRIB, sebab kamu sudah pasti punya BIBIR, kedua mempunyai PERKATAAN / LISAN dan ketiga mempunyai HATI.

5.) RASUL KELIMA :
NABI ISA 'ALAIHISSALAM,
Syahadatnya ;
"ASHHADU ANLAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA ISSA RUHULLAHI".
("Kamu Isa sudah menjadi utusan Kami, tapi kamu tidak harus tahu kepada Dzat AKU, ketahui dulu NAFAS/PENCIUMAN kamu pribadi, sebab nafas kamu itu adalah kenyataan hidup AKU" , sekarang kamu harus SHOLAT pada waktu ISYA EMPAT Raka'at karena di diri kamu adalah kenyataan DUA LUBANG HIDUNG bukti adanya NAFAS, yang ke empatnya ada DARAH sudah bukti, sebab jika darah tidak ada, NAFAS juga tidak ada, makanya sekarang harus SHOLAT di waktu ISYA, sebab asalnya dari Nabi).

6.) RASUL KEENAM :
NABI MUHAMMAD SHALALLAHU 'ALAIHI WASSALAM.
Syahadatnya ;
"ASHHADU ANLAILAAHA ILLALLAHU WA ASHHADU ANNA MUHAMMADUR RASULULLAH".
(Hai… Muhammad kamu adalah utusan KU, sekarang kamu harus Ma'rifat kepada AKU, sebab kamu yang paling dekat dengan AKU).
Dalil Qur'an ;
"Al INSANU SIRI WA ANA SIRUHU"
Artinya "Kamu Muhammad adalah RASA AKU",
sudah tentu karena pangkatnya tidak salah Yaitu Muhammad Rasulullahi, ini AKU memberimu buraq untuk nanti menghadap ke hadirat AKU' dan akan turun kepada anak cucu, terus kepada para Wali semua sampai kepada hari Kiamat, juga Muslimin dan para Auliya yang mendapatkan pertolongan Allah Begitulah sejarahnya, tapi heran bangsa Islam suka mungkir, keukeuh katanya tidak akan tersusul, Allah sudah berjanji kepada Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam, sudah bersabda terus sampai hari Kiamat akan turun buraq-buraq tadi, tentu saja tidak akan ketemu, jika kita diam di Tharekat puji tidak menyusul kepada Tharekat Ilmu, tidak memakai Ijma Qiyas, tegasnya hukum akal tidak di susul, tanpa akal tidak akan terjadi.
.
- Hakikatnya ADAM Nyatanya adegan WUJUD pribadi
- Hakikatnya NUH Nyatanya PENDENGARAN
- Hakikatnya IBRAHIM Nyatanya PENGLIHATAN
- Hakikatnya MUSA Nyatanya PERKATAAN
- Hakikatnya ISA Nyatanya PENCIUMAN, SIFAT, NAFAS sudah pasti.
- MUHAMMAD adalah RASA JASAD dan pantas MUHAMMAD di sebut di tiap HADIST, Penghulunya,
"Kamu adalah utusan Kami, sekarang kamu harus Ma'rifat kepada AKU, sebab kamu yang paling dekat".
Jika tidak punya RASA, WUJUD akan berbaring tidak bisa BERGERAK dan BERBALIK, hakikatnya semua para RASUL, sudah bergulung pada JASAD, tidak kekurangan lagi.
"TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MA'RIFAT DZAT KECUALI NABI MUHAMMAD RASULULLAH SHALALLAHU 'ALAIHI WASSALAM".
. Jika ada seseorang yang mengaku sudah TAUHID DZAT / MA'RIFAT DZAT (MAHA GHAIB), maka dia menjadi MURTAD tidak salah lagi, orang seperti ini jangan di dekati, bisa menjadi menular dan terkena MURTAD, sudah banyak yang seperti ini, yang berceritapun orang yang ngajinya sudah puluhan tahun. Jika ngaji HADIST dan DALIL, harus di barengi ngaji QIYAS, IJMA harus di susul, agar jangan keliru AKALnya di pakai.
Kata Hadist :
"TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MA'RIFAT KEPADA DZAT MAHA AGUNG",
tentu saja, sebab yang namanya orang sudah pasti melihatnya menggunakan mata kepala, jika begitu benar sekali, MUTAJILAH tidak salah lagi, sebab menjirimkan sudah pasti, menjirimkan Allah, ada kita juga berbarengan ada itu, jadi ada HIDUP dua.
HADIST tidak salah Yaitu perkataan para RASUL dan para NABI, yang salah sudah pasti yang Ngajinya, Makna kitab tidak dipikirkan lagi. Makna kitab Qur'an, ada dua yang sudah di tulis di
"LAM YAKUNIL SYAHRUL BARIYYAH",
Makna yang KASAR dan ada Makna yang HALUS,
KASAR untuk NERAKA,
Yang HALUS untuk bagian SURGA,
kata Qur'an adalah begitu, apakah akan tidak percaya kepada dalil Qur'an yang sudah pasti, dalil tidak boleh di rubah, Makna pun begitu juga, hanya saja wajib dengan Ilmunya, Makna dalil di mengerti keluar dan ke dalamnya, hukum Qiyas di jalankan, sebab untuk menyempurnakan maksud tidak ada jalan lagi harus memakai Akal,
Ilmu Lahir dan Ilmu Bathin.
Katanya tadi di HADIST di sebut:
TIDAK ADA YANG BISA MA'RIFAT KEPADA ALLAH KECUALI BAGINDA NABI MUHAMMAD RASUL",
benar sekali, tapi jangan menetapkan saja ke situ.
Rasulullah SAW Mekah itu adalah yang menjadi bibit, bibitnya yang Ma'rifat, tapi carilah hakikat Nabi yang ada di WUJUD ;
"RASULULLAH ITU TIDAK PUPUS SEBAB JIKA PUPUS DUNIA INI PASTI LEBUR"
Yang Pupus adalah MAJAJINYA, hakikatnya tidak MATI. Carilah RASA Rasulullah tegasnya RASA ALLAH di sekujur WUJUD, jika sudah ketemu, tentu saja MA'RIFAT, kepada DZAT MAHA AGUNG karena itulah yang MA'RIFAT.
Orang berilmu mengenal ALLAH harus melalui SIFAT RASA RASULULLAH (Jauhar Awwal) = TAUHID SIFAT / MA'RIFAT SIFAT. (GHAIBUL GHAIB)
AL-INSAN AL-KAMIL adalah manusia yang telah memiliki dalam dirinya SIFAT NUR ILMU RASULULLAH Nyatanya Yaitu RASA dan Awasnya BATHIN.
"BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA, MAKA DIA AKAN MENGENAL TUHANNYA"
WUJUD orang tidak akan bisa melihat,tetap saja paling bodoh, tidak punya DAYA dan UPAYA pasti, hanya RASA Maha Agung Yang tetap tahu,
YANG MELIHAT TIDAK MEMAKAI MATA, BERKATA TIDAK MEMAKAI BIBIR, MENDENGAR TIDAK MEMAKAI TELINGA.
Yang GHAIB di WUJUD kita harus ketemu supaya bisa pulang, pulang kepada RASA AKHIRAT dahulu Yaitu RASA ALLAH, sebab jika tidak ketemu sekarang tentu tidak akan bisa pulang kepada RASA yang tadi, akan tetap di RASA DUNIA/IMAN DUNIA, balik lagi ke DUNIA menjadi gentayangan menjadi ARWAH (Sifat Nyawa), terkurung oleh ALAM DUNIA, tegasnya belum keluar, masih tetap di PEMBUANGAN, buktinya banyak siluman, jin, dedemit.



🙏🙏🙏wasalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GARIS KETURUNAN ARAB

Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya ...